Masyarakat Desa Sambibulu, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, merasakan dampak positif dari Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (PDB) yang dilaksanakan oleh Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) pada tahun 2024.
Program ini mendapat dukungan dari Kemeristekdikbud dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian masyarakat setempat melalui pengembangan wisata edukasi berbasis kearifan lokal.
Program yang diketuai oleh Rektor Unitomo, Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH, MH, melibatkan dua kelompok mitra, yakni Kelompok Karang Taruna yang mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sambi Madu, dan Kelompok Tani Jambu Biji Merah Sambi Horti. Menurut Prof. Siti Marwiyah, upaya ini dilakukan setelah melihat potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa.
“Kami melihat bahwa Desa Sambibulu memiliki potensi besar, tetapi masih terdapat beberapa kendala yang harus diatasi, seperti kurangnya variasi menu di kafe dan minimnya jenis permainan edukasi di ekowisata air,” ujarnya.Minggu tanggal 22 September 2024.
Tim Unitomo memberikan berbagai solusi bagi kedua kelompok mitra tersebut. Untuk Kelompok Karang Taruna, tim melakukan pelatihan penerapan quality control pada keamanan permainan flying fox serta pendampingan penerapan inovasi teknologi seperti penggunaan mesin freezer.
“Freezer ini sangat penting untuk menjaga kualitas jambu merah dalam waktu yang lebih lama, mengingat sebelumnya hasil panen sering mengalami penurunan kualitas karena penyimpanan yang kurang optimal,” jelas Prof. Siti Marwiyah.
Sementara itu, Kelompok Tani Jambu Biji Merah Sambi Horti, yang sejak tahun 2010 dikukuhkan sebagai kelompok tani di bawah binaan Dinas Pertanian Kabupaten Sidoarjo, dihadapkan pada rendahnya produksi dan ketergantungan pada pupuk kimia.
“Kami memberikan pelatihan tentang penggunaan pupuk hayati untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta teknik diversifikasi produk olahan jambu merah, seperti pembuatan keripik dan jus jambu merah,” tambah Prof. Siti.
Program ini berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sambibulu. Beberapa hasil nyata dari program ini antara lain peningkatan hasil panen jambu merah, penambahan jenis produk olahan, serta efisiensi biaya operasional usaha melalui penerapan metode efisiensi biaya (low cost).
“Kami juga mendampingi masyarakat dalam penerapan teknik pengelolaan keuangan yang strategis agar usaha mereka lebih efisien dan tepat sasaran,” kata Prof. Siti.
Keberhasilan program ini membuat Desa Sambibulu mulai dikenal sebagai destinasi wisata edukasi yang menawarkan pengalaman berbeda, seperti wisata petik jambu biji merah dan permainan edukasi yang menonjolkan kearifan lokal. “Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Sambibulu,” pungkas Prof. Siti Marwiyah
Dr. Sri Luayyi, SE, MM, salah satu anggota tim dari Universitas Islam Kadiri, menambahkan bahwa inovasi diversifikasi produk juga mencakup pengembangan penanaman bawang merah.
“Penanaman bawang merah dilakukan untuk menambah penghasilan petani ketika bukan musim panen jambu biji merah. Ini juga sebagai bentuk antisipasi jika terjadi penurunan harga atau gagal panen jambu biji merah,” katanya.