Warga NTB marah kepada Robertus Robet yang diduga menghina TNI. Sementara putra NTB, kopassus meninggal di tangan KKB Papua
Koresponden Koranmerah [Minggu, 10/2]
Seorang anggota Kopassus asal Bima, NTB, Sertu Anumerta Mirwariyadin meninggal dalam kontak tembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi Kabupaten Nduga Papua pada Kamis (7/3).
Namun disisi lain, seorang Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Robertus Robet, ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi lantaran diduga menghina TNI.
Penghinaan itu dilihat dari video orasi Robertus pada saat menghadiri Aksi Kamisan di depan Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/2) lalu. Robertus diduga memelesetkan Mars ABRI saat berorasi dalam aksi tersebut. Meski Robert akhirnya dikeluarkan dari tahanan.
Menanggapi kelakuan dari Robet yang merupakan dosen Program Studi Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu, warga NTB sangat marah. Dimana TNI sedang berjuang mempertahankan kedaulatan bangsa, namun malah Robert diduga melecehkan TNI dengan merubah Mars ABRI.
” Ya kita sangat marah seharus beliau sebagai aktivis senior harus bisa memahami situasi negra saat ini,” kata Apriadi Abdi Negara, ketua LSM Tim Investigasi Peduli Kemanausiaan [TIPAK] Lombok.
Abdi menyayangkan sikap Robert dalam menanggapi wacana dwifungsi ABRI hingga kesannya menghina TNI dengan membuat yel-yel yang justru dinilai merendahkan TNI. Padahal TNI sudah berjuang keras mempertahankan kedaulatan khususnya di Papua.
” Robert tu terlalu sensitif terhadap TNI terkait akan diberlakukan dwi fungsi,” katanya.
” Seharusnya dalam situasi negara yang sedang genting di wilayah timur (papua) harus diapresiasi TNI bukan malah di duga yang tidak-tidak,” sambungnya.
Atas korban tembak, warga Bima NTB yang berjuang di Papua, Tipak Lombok mengucapkan bela sungkawa yang sedalamnya. termasuk dua anggota TNI lainnya.
” Semua elemen masyarakat harus turut berduka cita atas meninggal 3 pejuang keamanan negara,” pungkasnya.
