Beranda Publik Politik Tepuk Jidat, Bupati Loteng Sesali Info Gempa M8,5 Lombok Selatan Yang Meresahkan

Tepuk Jidat, Bupati Loteng Sesali Info Gempa M8,5 Lombok Selatan Yang Meresahkan

0
BERBAGI
Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT

Koresponden Koranmera [Jumat, 5/6]


Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT terlihat kesal saat menjawab perihal prediksi gempa M 8,5 yang dikeluarkan oleh BMKG dan Ahli Geologi Amerika, Prof Rolland A. Harris saat seminar seminar manajemen kebencanaan di Mataram, Kamis (4/7/2019).

Menurut Bupati, informasi tersebut telah membuat resah masyarakat. Ia bahkan ditelpon oleh sejumlah pihak terutama yang berada di wilayah selatan Lombok Tengah akan kebenaran informasi tersebut.

Padahal menurut Suhaili, Warga baru saja bebas dari trauma yang mendalam usai diterpa gempa bertubi tubi.

” Saya sudah ditelpon tadi malam. Harus segera perjelas. Ini maksudnya apa, jangan sok-sok’an. Ndak boleh begitu.” kata Suhaili dengan nada kesal.

Dampak dari pernyataan BMKG tersebut membuat masyarakat luar juga ikut takut datang ke Lombok. Hal ini tentu akan berimbas pada pembangunan yang sedang digencarkan oleh pemerintah saat ini di kawasan selatan Lombok.

” Nanti orang luar akan takut datang, akan terjadi, yaa ndak main main. Buktinya seperti Jakarta yang diperkirakan sampai M8 [gempa] tidak ada. Ini yang saya sesalkan.” katanya.

Informasi yang simpang siur terhadap potensi Tsunami juga menimbulkan kecemasan warga. Kegegeran warga ini harus segera ditenangkan kembali dengan sosialiasi yang menyeluruh oleh BMKG sebagai sumber dari informasi tersebut.

” Ini lagi dikagetkan dengan informasi gempa M 8,5. Tidak ada katanya kemungkinan,” tandasnya sambil menepuk jidatnya.

Ketua Golkar NTB ini berharap semua pihak memberikan informasi yang benar. Karena sejauh ini masyarakat sudah usai dari traumanya. Mestinya himbaun kewaspadaan dapat terus diberikan kepada warga tanpa mesti menakut nakuti.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram mengatakan dari hasil simulasi dan pemodelan tsunami (tsunami modeling) di wilayah Lombok Selatan menyimpan potensi gempa megathrust berkekuatan 8,5 magnitudo dan gelombang tsunami hingga lima kilometer dengan ketinggian mencapai 20 meter.

“Kapan waktunya tidak ada yang tahu bahkan teknologi secanggih apapun tidak bisa memprediksi dan mengetahui kapan akan terjadi gempa itu,” ujar Kepala BMKG Mataram Agus Riyanto di sela-sela seminar manajemen kebencanaan di Mataram, Kamis (4/7/2019). Dilansir Antara.

Ia menjelaskan, jika terjadi gempa seperti itu berdasarkan hasil simulasi pemodelan tsunami wilayah yang terkena imbas tsunami berada di perairan Kuta, Awang, Selong Blanak, Lombok Barat dan Mataram. Namun, untuk wilayah Kota Mataram imbasnya hanya mencapai 2 kilometer. “Kalau selatan kurang lebih 3-5 kilometer rendaman tsunaminya, termasuk rendamannya mengenai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,” ujarnya.

Menurut Agus, merujuk pada sejarah dan hasil penelitian gempa besar pernah terjadi di perairan selatan, khususnya Lombok pernah terjadi pada tahun 500-1.000 tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dari jejak pasir sisa tsunami yang tertinggal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here