Teknologi informasi berkembang cepat, lompatannya pun selalu tak terduga. Hal ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan, termasuk bagi peningkatan perekonomian masyarakat.
Pembangunan Kota Mataram ke depan bisa dikolaborasikan dengan kemajuan teknologi digital hari ini. Apalagi, Kota Mataram beberapa tahun belakangan sudah mulai mengadopsi konsep Smart City.
H Rohman Farly ( HRF ) menilai, daya lejit Smart City bisa didorong untuk memaksimalkan pembangunan sektor pelayanan, perekonomian, industri keratif dan partisipasi publik dalam pembangunan Kota Ini.
“Kemajuan IT ini mau tak mau, suka atau tidak suka, akan terus terjadi. Pilihannya sekarang apakah kita mau terlena dan hanya jadi penonton yang konsumtif? atau justru berupaya adaptif dan memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan Kota Mataram ini,” kata HRF, di Mataram, Kamis ( 22/8)
Sebagai langkah awal, HRF mengatakan, perlu dilakukan revitalisasi ruang publik di Kota Mataram. Selain itu perlu juga ditumbuhkan atau dibentuk ruang-ruang publik lainnya.
Ia mengakui, penataan ruang terbuka publik di Mataram saat ini sudah cukup baik. Hanya saja, masih perlu sentuhan inovasi dan ide-ide revolusioner untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat.
“Kalau taman-taman kota yang sudah ada dipercantik lagi, kemudian di kawasan yang berpotensi untuk pengembangan sentra UMKM juga disentuh, maka ini akan menjadi trigger untuk partisipasi publik,” katanya.
Taman Kota yang ada, papar HRF, kemudian dilengkapi sejumlah fasilitas cerdas, seperti free wifi, lapak UMKM, dan tempat bermain anak-anak. Pun demikian akses pejalan kaki atau trotoar dibenahi dan dirawat secara berkala. Dengan begitu, taman akan menjadi satu wadah komplit dimana masyarakat bisa berkreasi sambil berekreasi sebagai sarana hiburan keluarga ataupun kalangan milenial.
“Yang bersama keluarga bisa menikmati, karena anak-anak juga ada tempat bermain. Kemudian pelaku UMKM bisa membuka lapak jualan, sementara anak muda millennials bisa menjadikan taman sebagai lokasi diskusi yang enak untuk menghadirkan ide-ide cemerlang,” ujarnya.
Taman kota yang dilengkapi wifi gratis akan menjadi wadah, kaum muda bisa berselancar, mencari tambahan wawasan melalui jaringan internet.
“Kaum muda yang berkumpul sambil ngopi, bisa meluangkan waktu dengan
kegiatan lebih bermanfaat. Membuka akses informasi melalui IT ini
sebenarnya konsep dasar ruang publik cerdas ini, ketimbang keluyuran yang tidak produktif ” katanya.
HRF menilai, kawasan lingkar selatan dan utara di Kota Mataram masih membutuhkan sentuhan lebih kreatif dan inovatif sebagai ruang publik agar lebih familiar dinikmati warga kota.
Ia mencontohkan, deretan lapak dagangan kuliner ikan bakar di sekitar Taman Loang Baloq hingga ke selatan, bisa dikembangkan lebih maksimal. Demikian pula sentra kuliner khas Lombok di lingkar utara.
HRF menilai, di sisi lain pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sebenarnya bisa menjadi modal untuk terciptanya wirausaha baru. Untuk itu pemerintah bukan hanya sekadar harus mengubah mindset masyarakat, tapi juga memberikan upaya konkret.
“Taman cerdas ini bisa menjadi model. Meski sekecil apapun, sebuah langkah nyata sebagai permulaan akan sangat menentukan perkembangan gagasan selanjutnya,” tukasnya.