Para aktivis di NTB angkat bicara soal dugaan penganiayaan seorang warga oleh sejumlah oknum polisi di Lombok Timur saat pengambilan sepeda motor oleh korban yang bernama Zainal Abidin [29] hingga meninggal dunia.
Aktivis menilai kejadian tersebut sangat tidak layak terjadi di lingkungan Polres Lombok Timur, apalagi sampai meninggal dunia oleh pengeroyokan. Mestinya hal itu tidak terjadi. Ketua LSM Kasta NTB, Muhanan misalnya mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini. Jika benar adanya pengeroyokan, maka pihaknya sangat mengecam keras.
” Terkait berita adanya oknum kepolisian Lotim yang melakukan tindakan penganiayaan sampai meninggalnya rakyat sipil ini sangat membuat kami sangat prihatin dan mengecam tindakan kriminal yang dilakukan aparat tersebut,” terang Muhanan.
Untuk itu Muhanan meminta agar Kapolda NTB atensi dengan kasus ini. Pihak berharap ada proses hukum terhadap terduga para pelaku dari oknum kepolisian yang melakukan penganiayaan itu. Supremasi hukum tidak boleh lemah terhadap aparat sendiri. Semuanya harus diperlakukan sama di hadapan hukum. Dengan mengusut kasus ini, maka akan diketahui peristiwa sebenarnya hingga meninggalnya Zaenal Abidin.
” Kami minta kepada kapolda NTB untuk segera memproses oknum-oknum tersebut baik secara kedinasan maupun hukum yang sudah diatur dalam KUHP. Karena ini sudah jelas unsur penganiayaan yang merupakan sebuah kejahatan,” katanya.
Sementara terkait ada perdamaian dengan pihak keluarga, menurut pria yang juga advokat ini, tidak akan menghentikan kasus yang terjadi. Peristiwa hukum tersebut harus diselesaikan dengan ketentuan hukum sehingga semua masyarakat memproleh keadilan.
” Perdamaian boleh dilakukan tapi tidak menghapus perbuatan yang dilakukan oleh oknum oknum tersebut,” tandasnya. .
Ats nama Ketua Kasta NTB
Sebelumnya diberitakan dugaan penganiayaan ke Zaenal Abidin dikarenakan kasus penilangan, Kamis, 5 September 2019.
Seorang pemuda bernama Zainal Abidin (29) diduga tewas dikeroyok polisi saat hendak mengambil motor miliknya yang ditilang di Kantor Satuan Lalulintas Polres Lombok Timur.
Menurut pengakuan keluarga korban, Heri, saat itu Zainal Abidin ditilang polisi. Dia kemudian balik ke rumah untuk meminta bantuan ponakannya memboncengnya ke kantor polisi mengambil motor.
Keributan bermula akibat kesalahpahaman saat korban mencari motornya dengan suara keras. Hal itu membuat polisi dan korban bersitegang serta baku pukul.
Beberapa saat kemudian datang polisi lalu lintas lainnya yang diduga juga turut memukul korban. Bahkan, korban dibawa ke ruang penyidik Polres Lombok Timur untuk diproses hukum akibat aksi kekerasannya pada aparat.
“Tapi sampai di ruang penyidik, begitu tahu kasusnya adalah memukul polisi, banyak polisi yang ikut mengeroyok dia,” ujar Heri dilansir Viva.co.id.
Korban saat itu kritis dan dilarikan ke rumah sakit. Beberapa lama di rumah sakit korban meninggal dunia dengan banyak luka memar.
“Saat mandikan jenazah itu banyak sekali luka. Lebam di mata kanan,di telinga bengkak, sampai kaki biru kayaknya ditendang,” katanya.
Sementara itu Kapolres Lombok Timur AKBP Ida Bagus Mades Winarta menyatakan tewasnya Zaenal Abidin terlebih dahulu datang ke Satlantas Polres Lotim yang dinilai tidak bersahabat dan tiba tiba dengan nada keras berkata membentak anggota satlantas yang berjaga seraya berteriak menanyakan keberadaraan motornya.
Mendengar ada orang yang berteriak, oknum anggota tersebut langsung menegurnya, dan meminta untuk turun dari kendaraan. Justru Zaenal saat itu terkesan menantang aparat, dan mengundang anggota lain menghampiri Zaenal dengan tujuan untuk menenangkan.
”Tapi tiba-tiba ZA menyerang oknum anggota lalu lintas yang dekat dengannya, dengan cara memukul menggunakan tangan terkepal ke bagian pipi sebelah kiri dan hidung secara bertubi tubi, bahkan sempat saling rangkul sampai keduanya terjatuh,” tegas Kapolres.
Anggota lantas yang mendapat perlawanan seperti itu, berusaha untuk melepaskan diri dari dekapan Zaenal, bahkan jari telunjuk oknum anggota di gigit Zaenal sampai mengalami robek. aksi ini sempat di lerai anggota lantas yang lain.
” ZA terus melakukan perlawanan kepada anggota lantas yang melakukan pembelaan,” katanya.
Aksi penyerangan yang di lakukan Zaenal tersebut, sempat membuat anggota lantas kelabakan. Aksi Zaenal berhasil dihentikan oleh anggota lantas yang piket bahkan dan diamankan. Setelah diamankan Zaenal langsung diserahkan ke SPKT Polres Lotim. Akibat pergumulan itu, akhirnya baik polisi dan Zaenal dibawa ke rumah sakit, dan ternyata meninggal.