Editorial Koranmerah [Kamis, 20/2/2020]
Hampir 5 tahun telah beralalu sengakrut proses pembebasan lahan yang dikatakan sebagai kendala utama proses pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus [KEK] Mandalika telah berlalu.
Kini Mega Proyek yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai Kawasan Super Prioritas itu belum nampak geliatnya sebagai salah satu lokomotif yang bisa memberikan manfa’at untuk kesejahteraan masyarakat Lingkar Kawasan atau NTB secara umum.
Geliat progres kawasan yang dulunya di gembar-gemborkan akan bisa menampung ribuan tenaga kerja yang akan terserap di berbagai hotel-hotel berbintang yang direncanakan hilang musnah bak mimpi gratis di kamar hotel yang mewah.
Terhitung sejak 3 tahun silam pembangunan beberapa Hotel yang sudah jalan, sampai hari ini belum ada satupun pembangunan yang mencapai 75 % Rampung.
Kawasan yang gembar gembor akan menjadi Tuan Rumah Event MotorGP 2021 bagai kenyataan dalam alam hayalan. Nyata geliatnya, tapi hayalan bagi mereka yang mengharapkan penghidupan dari efek pembangunan yang ada.
Belum lama ini, jajaran petinggi ITDC kini telah berganti melalui proses RUPSLB, NTB sebagai salah satu kawasan Proyek BUMN ini mendapatkan hadiah dengan dipertahankan satu jajaran komisaris sebagai representasi wilayah.
Namun keberadaan Komisaris sebagai pengawas mampukan memberikan konstribusi yang lebih buat mewujudkan harapan masyarakat NTB yang telah rela dan dengan sekelumit cerita melepaskan tanah mereka untuk dijadikan Kawasan di bawah kendali ITDC.
Melihat progres yang begitu lamban dan Dana yang di gelontorkan pemerintah pusat bila dibandingkan dengan kawasan super prioritas lainnya KEK Mandalika menerima suport paling sedikit.
Kondisi ini menambah pesimis dan akan menjadi janji manis bila mega proyek ini akan memberikan harapan yang lebih baik buat kemajuan daerah.
BACA JUGA: LABAKI Loteng Minta Warga Banyu Urip Cerdas Pilih Kades Sesui Kebutuhan Zaman