Merebaknya wabah virus Corona saat ini membuat semua pihak dituntut peduli terhadap kondisi saat ini. Meski sampai saat ini di NTB sendiri belum ada diumumkan pemerintah positif terjangkit virus asal Wuhan China itu.
Di Lombok Tengah sendiri, sejumlah aktivis, NGO dan pemerhati sosial mendirikan posko relawan dampak corona. Tujuan membentuk relawan ini yakni untuk ikut serta berpartisipasi membuka kran informasi dan juga advokasi serta membantu sosialiasi tentang Covid-19 bagi warga yang kesulitan mendapatkan akses terhadap penanganan virus yang sudah membunuh 11 ribu jiwa di dunia ini.
” Sebagai bentuk pengabdian kami terhadap Lombok Tengah, sebagai bentuk kepedulian sensitifitas kami, maka pada hari ini kami akan membentuk relawan yang bekerja di tengah tengah masyarakat,” kata Bustomi Taefuri dalam keterangan persnya bersama sejumlah aktivis di sekretariat Lombok Tengah Maju [LTM] Kampung Jawa Praya, [20/3].
Oleh karena itu, pihaknya menyerukan semua elemen masyarakat di Lombok Tengah peduli dengan penyebaran virus ini, baik dengan menaati instruksi pemerintah, atau membentuk kelompok relawan di lingkungan masing masing guna mendeteksi penyebaran virus corona. Dan yang paling penting memberikan informasi yang benar kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kepanikan.
“Namun demikian kami tentu berharap ada kerjasama baik pihak terkait, swasta dan yang lainnya. Tapi juga kami mengharapkan kepada semua pihak di Lombok Tengah untuk juga bisa bekerja sama. Mari kita bekerja membentuk kelompok kelompok relawan di dusun dan desa dan kecamatan untuk kita bahu membahu untuk meredam virus corona di Lombok Tengah,” lanjut Bustomi.
Selain itu pembentukan relawan peduli dampak corona ini untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi terhadap penularan wabah corona yang di indonesia sendiri sudah 38 orang meninggal dengan 450 kasus.
” Kita tidak tahu kemungkinan yang akan terjadi menghadapi persoalan ini. Nah kaitan dengan itu, kami minta kepada Pemda Lombok Tengah untuk segera bersiap-siap. Apakah itu mempersiapkan fasilitasnya, orangnya sampai pada mempersiapkan anggarannya,” tandas Omiq.
Lebih lanjut, Posko ini akan buka selama 24 Jam membuka pengaduan dari masyarakat. Sedangkan bagi warga yang masih takut melapor diri bisa menghubungi relawan untuk diberikan advokasi.
Sementara itu, Sekda Lombok Tengah, M.Nursiah menyambut baik inisiatif dan langkah yang dilakukan oleh aktivis dan NGO ini. Di berharap semua pihak bisa bergotong-royong membendung penularan virus Corona ini, jangan sampai ada di Lombok Tengah.
” Bagus itu, karena masyarakat sekarang dengan ada kadus dan kepala desa dia bisa cepat melapor ke Puskesmas,” katanya.
Namun demikian, ada juga masyarakat yang takut melapor, terutama mereka yang baru pulang dari luar negeri. Tapi Pemda Loteng juga sejauh ini sudah melakukan jemput bola jika ada selentingan informasi terhadap warga yang baru pulang dari luar negeri dan dicurigai terjangkit.
” Kadang masyarakat takut melapor, karena khawatir dikira corona. tapi jika kita mendengar sedikit saja sinyal langsung kita jemput bola,” tandasnya.