Beranda Publik Politik Bisnis Daun Kelor NTB Kian Menggeliat. Ekspor Hingga Taiwan

Bisnis Daun Kelor NTB Kian Menggeliat. Ekspor Hingga Taiwan

0
BERBAGI
Pebisnis Kelor NTB, Nasrin H. Muhtar saat bersama Gubernur NTB, Zulkifliemansyah.

Koresponden Koranmerah.com


Daun Kelor dengan nama latin moringa, selama ini hanya dikenal sebagai sayur bening pelengkap menu makanan di meja makan.

Di tangan dingin Nasrin Haji Mukhtar, pria asal Desa Malaju Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu NTB, Kelor berhasil dikemas menjadi produk herbal, Teh Moringa dengan tampilan menarik.

Produk Moringa Kidom memanfaatkan bahan baku batang, buah dan daun Kelor yang merupakan satu-satunya produk minuman herbal asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah berhasil menembus pasar internasional.

“Dulu, Kelor ini identik dengan kemiskinan. Ada yang bilang orang miskin makannya daun kelor. Tapi sekarang, Kelor bisa jadi sumber kemakmuran,” kata Nasrin, saat menjadi pemateri dalam Seminar Ekonomi Kreatif Pojok NTB, Kamis (16/7) di Hotel Asthon Inn Lombok, Kota Mataram.

Dalam seminar bertema Mendorong Wirausaha Muda NTB Bersaing di Nasional,, Nasrin H Mukhtar memotivasi sekaligus menjadi inspirasi bagi 100 peserta seminar yang hadir.

Nasrin mengungkapkan, kesuksesannya mengembangkan produk Kelor berawal dari kegelisahannya melihat bagaimana potensi Kelor sangat besar di NTB, namun stigmanya justru buruk saat itu. Sementara di luar negeri, Kelor sudah dijadikan herbal untuk menyembuhkan beragam penyakit.

“Jadi pesan saya, kita berwirausaha harus mengutamakan produk yang bahan bakunya melimpah di NTB ini. Dengan inovasi dan kreativitas kita mampu menciptakan nilai tambahnya,” katanya.

Keuletan Nasrin mengangkat produk Kelor bukan saja menoreh nama NTB ke kancah nasional, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi petani Kelor.

Produk teh Kelor Moringa KIDOM menjadi salah satu produk pelengkap paket JPS Gemilang NTB tahun ini. Namun, kepopulerannya sudah lebih dulu menjangkau pasat nasional dan internasional melalui beragam e-commerce.

Di hadapan para peserta seminar, Nasrin pun menceritakan kisah suksesnya. Semua proses memang membutuhkan waktu, keuletan, dan ketekunan.

Awal keterlibatan Nasrin dengan Kelor merupakan ketidaksengajaan. Ketika seorang sahabatnya asal Jerman memintanya untuk menyediakan daun kelor segar sebanyak satu ton.

Ketika daun kelor sudah terkumpul dan siap untuk dikirim ke Jerman tiba tiba sahabat tersebut tidak dapat dihubungi atau hilang tanpa jejak.

Di tengah kegundahannya tersebut, Nasrin memiliki ide untuk mengolah daun kelor yang telah terkumpul untuk dibuat menjadi bahan baku teh.

Tidak disangka inovasinya tersebut mendapat sambutan positif dari pasar. Kerja kerasnya ini berhasil mengangkat produk lokal ke skala internasional.

Saat ini sudah lima jenis produk yang dihasilkan dengan berbahan baku kelor. Dengan nilai ekspor perdana ke taiwan dan beberapa negara yang mencapai nilai Rp225 Juta, Nasrin kini memberdayakan para petani di kampung halamannya, untuk mendukung industri Teh Kelor yang dibangunnya.

Nasrin dapat berbangga diri karena tujuannya untuk memberdayakan masyarakat di kampung halamannya dapat terwujud, serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengandalkan Kelor.

Sebab selama ini petani di kampung halamannya hanya mengutamakan komoditas padi, bawang dan jagung, untuk mata pencaharian mereka.

Dengan menanam Kelor, Nasrin memberi angin segar kepada para petani yang tidak memiliki lahan luas, karena kelor dapat ditanam di lahan rumah mereka.

“Kelor itu bukan hanya sekedar sebagai sayur tapi kelor ini sudah menjadikan sebagai produk herbal yang bisa menjaga kesehatan bagi masyarakat itu sendir. Karena WHO sendiri sudah memberikan brand bagi kelor itu sebagai pohon ajaib karena mulai dari akar kulit, getah, ranting daun bunga buah dan biji itu bisa untuk dijadikan sebagai tanaman untuk pengobatan dan sebagai untuk kosmetik,” kata Nasrin H Mukhtar.

Ia berharap kelak, jika semua masyarakat khususnya di NTB  mengkonsumsi kelor, maka masyarakat akan sehat dengan biaya murah. Bagi anak-anak, Kelor juga bisa dan kecerdasan otak.

“Dan tidak terjadi yang namanya busung lapar dan stunting,” kataya.

Kesuksesan Nasrin memasarkan dan memperkenalkan produknya dilalui dengan perjuangan yang tidak mudah. Usahanya terus berkembang hingga buah dari perjuangannya dapat dinikmati banyak orang.

Keberhasilan yang diraih Nasrin tidak jarang memberi inspirasi yang menggambarkan bahwa kerja keras dan kesuksesan akan didapat oleh mereka yang mau berubah.

“Yakinlah bahwa seperti konsep saya adalah man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasilnya. Yang kedua adalah niatkan bahwa apa yang kita lakukan hari ini adalah memberikan berbagi kepada orang banyak memberikan nilai manfaat bagi orang banyak, Insya Allah itu akan mendapatkan hasil yang maksimal,” katanya.

Beberapa pengusaha dari luar negeri telah datang berkunjung ke tempat Nasrin untuk mengetahui langsung proses produksi pembuatan teh dengan bahan baku kelor.

Moringa Kidom atau Moringa Kilo Dompu tidak hanya menyajikan minuman teh, ia memiliki beberapa varian produk seperti kapsul dan masker yang dikombinasikan dengan tumbuh-tumbuhan dan rempah rempah, akar dan alang alang yang semuanya didapatkan secara alami dari alam NTB.

Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) dibawah pimpinan Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah dan Wagub NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah, saat ini tengah mendorong program unggulan industrialisasi.

Gubernur Zulkieflimansyah sering kali menekankan bahwa industrialisasi tidak melulu harus industri bersar dan pabrikan bermodal besar.

Inovasi dan kreativitas yang ditunjukan Nasrin H Mukhtar benar-benar dapat menjadi inspirasi, bahwa usaha berskala Mikro, Kecil dan Menengah, bisa berkembang luar biasa jika digarap dengan tekun, serius, dan terus berinovasi meningkatkan mutu produk.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here