Beranda Editorial Amaq Asrul Bilang Nama Bandara Tak Usah Diributkan

Amaq Asrul Bilang Nama Bandara Tak Usah Diributkan

Pada launching yang dihadiri Rektor UNU NTB, Baiq Mulyanah itu, Ali pun mensitir silang pendapat berkenaan dengan dipahlawankannya TGH Zainuddin Abdul Madjid dan dimonumenkan dalam nama bandara. Ia menegaskan bahwa ZAM benar sudah melalui proses sebagai pahlawan.

0
BERBAGI
Mantan Bupati Lombok Timur, Ali BD atau populer juga dengan sebutan Amaq Asrul.

Koresponden Koranmerah.com


Dr.H.Moch.Ali bin Dachlan mantan bupati Lombok Timur mengharapkan masyarakat Sasak tidak ribut soal nama bandara. Suku bangsa Sasak sendiri menjunjung tinggi perbedaan dalam pepatah Sasak yang cukup populer, lain setuq lain jajak, lain gubuk lain adat. Hal itu diungkapkan pada saat dia mengisi materi launching empat buku yang diterbitkan LPPM Universitas Gunung Rinjani (UGR) di Hotel Jayakarta, Rabu (30/12).

Pada launching yang dihadiri Rektor UNU NTB, Baiq Mulyanah itu, Ali pun mensitir silang pendapat berkenaan dengan dipahlawankannya TGH Zainuddin Abdul Madjid dan dimonumenkan dalam nama bandara. Ia menegaskan bahwa ZAM benar sudah melalui proses sebagai pahlawan.

Dijadikannya seseorang sebagai pahlawan, lanjut Ali, tidak harus mati bertempur di medan peperangan. Ada bidang-bidang tertentu yang intens digeluti yang bisa memahlawankan seseorang. Ia menyebut Soekarno merupakan pahlawan di bidang pemikiran, pun terdapat sederet pahlawan dibidang lain yang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pembangunan bangsa.

“TGH Zainuddin Abdul Madjid itu pahlawan dengan ribuan sekolah. Dia berjasa. Jangan katakan tak berjasa hanya karena tidak NW. Kalau begini kita tidak siap bernegara,” jelasnya seraya menegaskan kembali agar orang Sasak jangan bertengkar lagi soal nama bandara karena hanya buang-buang waktu.“Kalau orang Sasak terus seperti ini, orang luar akan tertawa,” lanjut Rektor UGR ini.

Ali menilai selama ini orang Lombok sering ribut jika ada tokoh-tokoh di sekitarnya yang menonjol dan diajukan dalam jabatan tertentu. Seharusnya yang dikedepankan, kalau orang Sasak ada yang jadi menteri, adalah kebanggaan sebagai suku bangsa Sasak.

“Kapan mulai mendangkalkan kefanatikan pada kelompok?” cetus penulis kumpulan cerpen “Ibuku Sayang” ini. “Jangan memuja kelompok karena kalau itu terjadi, kita ini belum maju.” imbuh pria yang populer juga dengan sebutan Amaq Asrul ini.

Menurutnya, kalau umat Islam selalu bertengkar maka akan selalu diadu. “Jangan salahkan orang luar kalau kita alami kemunduran,” paparnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here