Kritik mahasiswa merupakan bagian dari kebebasan berekspresi seorang intelektual untuk perbaikan bangsa. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera pun menentang jika ada pihak yang sepihak menyalahkan kritik mahasiswa dengan alasan data-data penelitian mereka kurang lengkap dan valid.
Menurut Mardani, apa yang disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) adalah kritik yang jujur dan apa adanya.
“Mahasiswa dan pelajar sadar bahwa masa depan negeri di tangan mereka. Kritik mahasiswa ini bagian dari cinta negeri,” tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Rabu (30/6).
Sementara pemimpin harus bijak dalam menyikapi kritik. Misal, jika disebut “king of lip service” oleh mahasiswa, maka respon yang tepat adalah bukan dengan memanggil mereka dan memberi peringatan.
Tapi membuktikan bahwa kritik yang disampaikan tersebut tidak benar. Presiden cukup mengurai bukti-bukti bahwa apa yang sudah terucap terbukti di dunia nyata.
“Jika tidak mau disebut Lip Service, ya dibuktikan ucapannya: 50 juta masker gratis, dana Rp 11 triliun, tidak utang, stop impor, persulit investasi asing, tidak bagi-bagi jabatan, 10 juta lapangan kerja, ekonomi meroket, tolak rangkap jabatan, tidak menaikan BBM, TDL, tol, penguatan KPK, dolar 10 ribu dll,” urai Mardani. (RMOL)