Anggota Komisi IX DPR Alifudin mengomentari adanya kerumunan saat kunjungan Presiden Joko Widodo dan rombongan ke Sumatera Utara (Sumut). Dia pun meminta pemerintah belajar dari hasil evaluasi penanganan COVID-19 sebelumnya.
“Sebelumnya membuat kerumunan sampai ada warga yang masuk ke parit, sekarang sedang melonjak dan harusnya menghindari kerumunan, eh ini malah membuat kerumunan,” ujar Alifudin kepada wartawan, Senin, 7 Februari.
Politikus PKS itu mengingatkan, COVID-19 varian Omicron ini tak bisa dianggap sepele. Karenanya, menurut Alifudin, dengan alasan apa pun kerumunan harus dihindari. Apalagi, pimpinan negara dicontoh oleh rakyatnya.
“Karena presiden itu harus menjadi panutan warganya. Jika jadi panutan warganya maka harus memberi contoh yang sesuai, seperti menerapkan protokol Kesehatan,” tegas alifudin.
Legislator dapil Kalimantan Barat itu lantas mengingat perkataan salah satu tokoh mengenai istilah ABS atau Asal Bapak Senang. Menurutnya, istilah itu harus dihindari.
“Jangan sampai juga ABS ini muncul karena memang Presiden Jokowi senang sama hal-hal yang begitu, semoga dugaan itu salah, dan presiden ingin protokol Kesehatan ketat diterapkan di tempat umum,” kata Alifudin.
Selain itu, Alifudin juga menyinggung soal protokol kesehatan terkait kerumunan yang harus menjadi perhatian. Seperti di kereta api Commuter Line Jabodetabek, menurutnya, harus jelas pembatasan penumpang antara yang berdiri dan duduk di dalam gerbong kereta.
“Atau di pesawat yang ada kursi kosong ditengah dan juga ada yang tidak kosong. Kita harus sama-sama menjaga protokol kesehatan, khususnya hindari kerumunan dan tetap jaga jarak, serta jangan lupa capaian vaksinasi harus terus jalan dan merata,” kata Alifudin.