Beranda Berita Foto Ketum PBNU Setuju Edaran Terkait Bukber, Sementara Yusril Sebut Jokowi Rawan Dituduh...

Ketum PBNU Setuju Edaran Terkait Bukber, Sementara Yusril Sebut Jokowi Rawan Dituduh Anti Islam

0
BERBAGI
Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra/Net
Editorial Koranmerah.com

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya menanggapi larangan Presiden Joko Widodo menggelar buka puasa bersama selama Ramadan 1444 Hijriah. Seperti Jokowi, Gus Yahya berpendapat lebih baik berbuat baik tanpa harus mengadakan pesta.
Gus Yahya lebih memilih membagikan makanan berbuka puasa kepada para fakir miskin dan pengemudi yang terdampar pada jam-jam sibuk sebelum berbuka puasa.
“Ya, bagi-bagi saja, bagi-bagi. Nggak usah, seolah-olah kita jadi pesta besar makan-makan. Ndak perlu saya kira,” kata Gus Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3/2023).seperti dilansir suara.com/
Menurut Gus Yahya, masyarakat NU atau yang dikenal dengan Nahdliyin sudah lelah mengadakan acara buka puasa bersama. Usai salat maghrib, biasanya mereka bersiap untuk salat tarawih.
Ia sendiri takut diundag bukber, namun Gus Yahya tidak menjelaskan mengapa dirinya takut menghadiri acara buka puasa. Dia hanya menyatakan bahwa acara buka puasa bisa membuat kewalahan dan dia takut akan hal itu.
“Buka bersama itu sumpek. Saya sendiri paling takut kalau puasa diundang buka puasa bersama, paling takut saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyarankan agar Presiden Jokowi tidak melarang acara buka puasa bersama yang diselenggarakan umat Islam di instansi pemerintah.
Hal itu menyusul keluarnya surat rahasia yang ditandatangani Sekretaris Kabinet Pramono Anung atas instruksi Jokowi yang melarang acara buka puasa bersama. Salah satu alasan pelarangan tersebut adalah situasi pandemi yang sedang berlangsung, yang membutuhkan kehati-hatian.
Menurut Yusril, surat rahasia tersebut tidak didasarkan pada asas hukum tertentu, melainkan hanya kebijakan yang dapat diubah sewaktu-waktu dengan mempertimbangkan manfaat dan kerugiannya.
Yusril menyarankan agar Sekretariat Kabinet mencabut surat rahasia itu dan mengizinkan pejabat pemerintah, pegawai, dan masyarakat untuk menggelar acara buka puasa bersama.
“Saya khawatir surat ini akan digunakan untuk menyudutkan pemerintah dan menuduh Presiden Jokowi anti Islam,” kata Yusril

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here