BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca yang mengindikasikan kemungkinan musim kemarau yang lebih intens.
Menurut laporan yang dirilis pada dasarian II Agustus 2023 (11 – 20 Agustus 2023), peluang terjadinya hujan sangat rendah di seluruh wilayah NTB. Bahkan, curah hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian hanya memiliki probabilitas kejadian kurang dari 10%.
Yuhanna Maurits Prakirawan dari BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyampaikan bahwa masyarakat NTB diharapkan menggunakan air dengan bijak, efektif, dan efisien menjelang periode puncak musim kemarau. Dia juga mengingatkan bahwa bencana seperti kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan sering terjadi pada musim kemarau.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan cara memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya.
“Masyarakat perlu tetap memantau informasi dari BMKG guna mengantisipasi potensi dampak bencana dan kerugian dalam perencanaan kegiatan mereka. Kami juga mengingatkan untuk menjaga kesehatan selama masa ini,” kata Yuhanna, seperti dilansir rri.co.id
Tiga kabupaten di NTB, yakni Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Sambelia), Kabupaten Lombok Utara (Kecamatan Bayan), dan Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Utan), telah memasuki level Awas peringatan dini terkait kondisi kekeringan meteorologis.
Sementara itu, level Siaga diberlakukan di Kabupaten Dompu (Kecamatan Dompu, Huu, Kempo, Kilo, Manggalewa, Pajo, Woja) dan Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Bolo, Donggo, Lambitu, Lambu, Madapangga, Palibelo, Sanggar, Sape, Soromandi, Wawo).
Dalam kondisi seperti ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga terkait menjadi kunci dalam menghadapi tantangan musim kemarau yang mungkin membawa dampak bagi kehidupan sehari-hari dan lingkungan.
Masyarakat diharapkan untuk tetap waspada, bertindak bijak, dan mengikuti panduan serta peringatan resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.