Indikasi adanya koalisi antara Gerindra dan PDIP dalam Pilkada Gubernur NTB 2024 semakin kuat. Hal ini ditandai dengan pertemuan Ketua DPD Gerindra NTB, Lalu Pathul Bahri, dan Ketua DPC PDIP Sumbawa Barat, H. Musyafirin, yang juga calon Wakil Gubernur pasangan Hj. Sitti Rohmi Djalilah.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menjelaskan bahwa dinamika politik di tingkat nasional dan lokal memang berbeda, sehingga kerja sama antar partai di tingkat lokal sangat mungkin terjadi.
“Dalam pilkada, kerja sama dengan partai politik memungkinkan karena syaratnya 20 persen. Satu hal yang biasa dilakukan partai,” ujar Hasto, mengacu pada Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota (UU Pilkada). Syarat 20 persen tersebut mengharuskan partai politik atau koalisi partai memiliki minimal 20 persen dari jumlah kursi DPRD untuk bisa mengusung pasangan calon kepala daerah. Ini menjadikan koalisi Gerindra dan PDIP lebih mungkin.
Pertemuan Pathul Bahri dan H. Musyafirin di Praya, Lombok Tengah, pada 21 Juni 2024 berpotensi menjadi awal koalisi dua partai besar ini di NTB.
Samsul Qomar, Juru Bicara Pasangan Rohmi-Firin, menyambut baik kemungkinan ini.
“Kami sangat luwes dan menyambut baik hal ini,” ujarnya.
Meski ada isu Gerindra mungkin akan mengusung Lalu Muhamad Iqbal sebagai calon gubernur, Samsul Qomar berharap Iqbal, sebagai putra daerah asal Lombok Tengah, fokus pada karir besarnya di Jakarta.
“Kami lebih mengharapkan Pak Iqbal fokus untuk karir besarnya di Jakarta. Bagaimanapun, belum ada tokoh Sasak yang duduk di Kabinet. Siapa tahu Pak Prabowo bisa memberikan ruang tersebut untuk beliau,” tambahnya.
Samsul Qomar juga menambahkan, hasil survei beberapa lembaga kredibel menunjukkan Iqbal belum mencapai angka yang menggembirakan.
“Kita tahu dari hasil survei dua lembaga kredibel di NTB, baik LSI maupun Indikator, Lalu Muhamad Iqbal hasilnya belum menggembirakan untuk beliau. Saya yakin Mamiq Iqbal adalah orang yang rasional dan berbasiskan data dengan pengalamannya sebagai diplomat senior,” jelas MSQ.
Dalam menyongsong Pilkada Gubernur NTB 2024, konstelasi politik di NTB bisa jadi lebih mengerucut dengan adanya kerja sama Gerindra dan PDIP. Meski hasil survei sementara menunjukkan Iqbal belum maksimal, pertemuan Pathul dan Musyafirin membuka jalan bagi potensi koalisi ini.
“Namun, saya tidak bisa berkomentar terlalu jauh karena hal tersebut merupakan dapur dari kedua partai tersebut,” pungkas Samsul Qomar.