Perhelatan Pemilihan Gubernur NTB sudah usai. KPUD NTB sudah resmi menetapkan pasangan Zulkiflimansyah-Rohmy Djalilah sebagai pemenang dengan raihan suara 811,945 atau 31.80 %. Pilgub ini menyisakan sejumlah catatan penting selama pelaksanaannya. Berikut editorial koranmerah merangkupnya.
1. Awalnya, informasi dari sumber terpercaya menyatakan, Suhaili FT akan berpasangan dengan Rohmy Djalilah. Namun kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan, sehingga pasangan ini akhirnya batal.
2. Pasangan Ahyar-Mory menjadi primadona partai. Pasangan ini didukung oleh 6 partai, yakni partai Gerindra, PDIP, PPP, PBB, Hanura dan PAN. Namun besarnya dukungan partai tak membuat pasangan ini mendulang suara.
3. Isu putra daerah menyeruak. Banyak yang menuding Zulkiflimansyah adalah calon inpor, karena yang bersangkutan sudah 3 priode mewakili propinsi Banten. Bahkan sudah pernah mencalonkan diri menjadi Gubernur didaerah itu berpasangan dengan artis Marissa Haque. Walaupun sebenarnya Zulkiflimansyah kelahiran Alas.
4. Ali bin Dahlan mencetak sejarah menjadi calon gubernur pertama yang bisa maju melalui calon perseorangan atau independent. Sementara itu, wakilnya, Lalu Gede Sakti Amir Murni menjadi tokoh yang telah 4 kali mencalon diri menjadi kepala daerah. 3 kali calon Bupati Lombok Tengah dan 1 kali menjadi Wakil Gubernur, meski selalu gagal. Selain itu, Rohmy Djalilah menjadi perempuan pertama yang menjadi calon wakil gubernur dan akhirnya terpilih.
5. Ali BD menjadi calon Gubernur yang banyak menuai perhatian dari masyarakat saat debat calon gubernur. Jawaban dan interaksinya saat debat mengundang gelak tawa. Netizen pun ramai mengomentari gayanya.
6. Muncul istilah Bile Raweng dan Kanggokm Tadah yang ditujukan kepada Cagub Suhaili FT. Meski demikian politik identitas ini hanya bisa memberikan suara telak di Kabupaten Lombok Tengah. Sementara di daerah lain, pasangan Suhali-Amin mendapatkan suara minim. Bahkan di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, M.Amin yang notabene menjadi Incumbent Wakil Gubernur tak mampu mendongkrak suara. kalah telak perolehan suaranya dari Zulkiflimansyah.
7. Muncul istilah Tauselak Politik atau Politisi Tauselak yang berasal dari ketua DPW Demokrat NTB, Mahally Fikri. Istilah ini ia keluarkan untuk merespon pengamanan suara di Kabupaten Lombok Tengah khususnya. Pernyataan ini sontak mengundang protes dari warga di media sosial. Akhirnya Mahally Fikri meminta maaf.
8. 1 Camat Di Lombok Tengah ditetapkan sebagai tersangka karena diduga kuat terlibat aktif dalam kampanye pilgub NTB.
9. Anggota Polisi Pamong Praja Propinsi NTB mendatangi perhitungan suara di seluruh kecamatan kabupaten Lombok Tengah dengan alasan mengawal suara. Tindakan ini diprotes keras oleh tim saksi calon gubernur. bahkan wakil bupati lombok tengah,Lalu Pathul Bahri mengeluarkan pernyataan untuk mengusir anggota Pol PP tersebut.
10. Debat panas netizen di media sosial menyorot hasil Quick Count dan Real Count. Ujungnya ratusan massa melakukan aksi demo saat rapat pleno KPUD NTB berlangsung.
11. Belum ditetapkan secara resmi oleh KPUD NTB, Gubernur NTB, M.Zaenul Majdi telah mengajak Zukliflimansyah ke sejumlah acara termasuk menyambut Wakil Presiden Yusuf Kalla saat berkunjung ke Desa Dakung Lombok Tengah. Seperti diketahui, M Zaenul Majdi dan Zulkiflimansyah adalah kawan karib. Sehingga TGB sampai melakukan cuti untuk mengkampanyekan Zulkiflimansyah yang berpasangan dengan kakaknya, Rohmy Djalilah.
12. Ramalan Ahli Spritualis, Lalu Suparman Adnan kembali meleset. Ia meramalkan pasangan Ahyar Abduh-Mory Hanafi menjadi pemenang Pilgub NTB. Namun nyatanya yang keluar sebagai pemenang adalah pasangan Zulkiflimansyah-Rohmy Djalilah. Pada Pilgub sebelumya, ramalan lalu Suparman juga meleset. Ia meramalkan pasangan Harun-Muhyi menjadi pemenang, namun akhirnya pasangan M.Zaenul Majdi-M.Amin jadi pemenang.
