Pembangunan Bandara Internasional penuh koyak. Para perintis bandara telah berjuang sepenuh tenaga mewujudkan bandara yang awalnya hanya sekedar mimpi. Kisah ini diungkapkan oleh Mantan Gubernur NTB, Lalu Serinate. Ia adalah satu dari sekian para perintis yang berjuang mati-matian pada masa awal pembangunan bandara.
Lalu Serinate menceritakan bagaimana onak saat proses awal pembangunan. Salah satunya saat akan dilakukan oleh ground breaking. Dimana waktu itu, Hatta Rajasa selaku menteri perhubungan dijadwalkan akan melakukan ground breaking untuk memulai pembangunan bandara dan telah tiba di Mataram. Namun tekanan dari berbagai kubu yang menolak pembangunan bandara menjadi persoalan yang dihadapi oleh pemerintah kala itu.
Dimana secara teknis Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan waktu itu yang menindaklanjuti rencana pembangunan bandara. Hatta Rajasa waktu itu diutus presiden ke Tanak Awu, Lombok Tengah, Lokasi Bandara untuk melakukan Ground Breaking.
“ Malam malam saya dipanggil oleh beliu karena waktu itu, tekanan dari mana-mana banyak. Dari LSM dari banyak tekanan. Karena jauh sebelumnya masalah bandara itu dianggap hanya suatu mimpi saja.” Kisah Lalu Serinate.
Sikap pesimistis terhadap pembangunan bandara juga disampaikan oleh para anggota DPR RI yang berasal dari NTB. Alasannya, selain karena penolakan dari pemilik tanah yang juga didampingi pegiat LSM, tapi juga urusan pembiyaan yang tidak ada dalam pos APBN. Namun demikian Serinate waktu itu tak mengindahkan ucapan pesimistis dari semua kalangan.
“ Tidak ada anggaran untuk itu. Mereka tidak tahu bahwa bukan uang APBN untuk membangun itu. BUMN lah yang disuruh membangun itu.” Kata Lalu Serinate.
Serinate kemudian menceritakan bagaimana sebelum Hatta Rajasa melakukan Ground Breaking. Ia menerima tekanan dengan informasi akan terjadi huru hara dan demonstrasi besar besaran dalam rangka menolak pembangunan Bandara. Hal ini akan mengancam keselamatan sang menteri. Bahkan waktu itu Kapolda tidak berani menjamin kesalamatan Hatta Rajasa.
“ Kapolda menyatakan kepada Hatta Rajasa , saya tidak berani menjamin keselamatan bapak , kalau bapak besok datang pagi pagi ke Tanah Awu.” Tiru Serinate.
Akhirnya waktu itu, Serinate mengambil sebuah keputusan, ia menghubungi bupati Lombok Tengah Lalu Wiratmaja sekitar pukul 12.30 tengah malam disebuah hotel di Senggigi. Dalam pertemuan sekitar pukul 01.00 dinihari itu. Serinate dan Wiratmaja membicarakan solusi terhadap penanganan keamanan menjelang kehadiran Hatta Rajasa untuk melakukan Ground Breaking.
“ Sekarang kita berdua harus berani menjamin besok itu tidak aka nada apa-apa dan itu harus kita persiapkan mulai sekarang. Dan Mamiq Ngoh sependapat dengan saya dan saya menghadap ke pak menteri waktu itu.” Kenangnya.
Di hadapan menteri, kemudian kedua kepala daerah ini memberikan jaminan kepada Hatta Rajasa untuk bersedia melakukan ground breaking.
“ Kami jamin, Gubernur dan Bupati Lombok Tengah menjamin besok pagi tidak aka nada apa-apa.” Serinate menegaskan kepada Hatta.
Namun lagi lagi, kerancuan diutarakan oleh kapolda NTB kepada Hatta Rajasa yang menyatakan akan ada massa yang akan berdemo menentang pembangunan bandara dan akan menggagalkan proses ground breaking. Mendengar informasi tersebut, Hatta pun naik pitam lalu mengatakan.
“ Yang bertanggung jawab dengan keamanan siapa. Kan saudara yang harus bertanggung jawab terhadap keamanan.” Tiru Serinate.
Dengan keteguhan Hatta, akhirnya Hatta menegaskan dirinya akan tetap melakukan ground breaking dengan segala resiko yang ia akan hadapi.
“ Saya harus datang besok ke tanah awu sekalipun setelah itu mayat saya yang digotong pulang.” Kata Serinate menirukan Hatta Rajasa.
Akhirnya proses ground breaking Bandara Internasional Lombok berjalan dengan baik. Keberanian dan komitmen Hatta Rajasa membuat proses pembangunan bandara bisa dimulai. Apa jadinya jika Hatta Rajasa tidak jadi melakukan ground breaking dan melapor ke presiden bahwa pembangunan tidak bisa dilakukan karena kuatnya penolakan dari satu kubu yang kontra pembangunan.
“ Sehingga saya menganggap beliu ini adalah orang yang sangat berjasa menggolkan pembangunan bandara ini. Bisa saja beliu mengikuti apa yang diinginkan oleh orang orang itu termasuk pak kapolda, kan ndak jadi itu ( pembangunan bandara) bisa saja beliu lapor, ini tidak aman, tidak kondusif. Nah itulah jasa jasa beliu.” kenang Serinate.
Menurut Serinate, Hatta Rajasa adalah tokoh penentu dalam pembangunan bandara. Ia secara konsisten mengawal pembangunan bandara hingga dapat terlaksananya pembangunan Bandara Internasional Lombok yang saat ini sudah bisa dinikmati oleh masyarakat NTB dan masyarakat Dunia.
“ Patut kita syukuri bersama. Masyarakat NTB harus mensyukuri apa yang sudah diperbuat oleh pak Hatta Rajasa terhadap kepentingan masyarakat NTB. Kita lihat sekarang dengan adanya bandara itu, banyak kemajuan yang kita petik.” Tutup Srinate mengakhiri kisah menegangkan para perintis waktu itu.