Editorial Koranmerah ( Sumber: Sindonews)
Langkah Din Syamsuddin mundur dari posisi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar agama dan Peradaban dinilai keputusan tepat. Terlebih, Din juga menjelaskan alasan pengunduran dirinya demi menjaga netralitas di Pilpres 2019.
“Kita patut hargai sikap dan alasan Din Syamsuddin. Setiap orang tentu punya pilihan dan sikap. Termasuk menjelaskan alasan mundur yang bisanya alasannya standar dan umum saja, enggak pantas juga mundur karena alasan yang ini dan itu,” ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago saat dihubungi SINDOnews, Rabu (26/9/2018).
Meski menghargai sikap itu, Pangi melihat pengunduran diri Din tak murni hanya ingin menjaga netralitas. Pangi menduga, Din cenderung mendukung kubu Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 nanti.
“Kita tahu PAN dan grass root Muhammadiyah arah dukungan politiknya sudah makin jelas,” ucap Pangi.
Pangi menilai, Din menyadari bahwa Prabowo punya kans besar untuk menang. Pangi menduga, faktor itu juga memengaruhi keputusan Din Syamsuddin mundur dari posisi Utusan Khusus Presiden.
“Tentu saja seseorang akan memilih bergabung dan mendukung yang punya kans besar terpilih menang pemilu, nggak mungkin mau memilih yang kalah. Barangkali Din ingin masuk ke tim yang lebih besar kans menjadi presiden dan nanti bisa dapat jabatan yang lebih menjanjikan dan nendang. Kalau bagian dari rezim sekarang kan enggak dapat apa-apa nanti kalau rezim berganti,” jelas Pangi.
