Anggota Dewan Lombok Tengah, Fathurrahman mengungkapkan adanya ketidak beresan dalam pengelolaan sejumlah acara atau event yang ada di Lombok Tengah cendrung dimonopoli oleh oknum bersegaram coklat alias ASN. Hal ini disampaikannya saat diskusi Akhir Pekan Pemuda KNPI pada Kamis, (27/9).
“ Hampir semua EO (Red: yang mengola acara) itu berseragam coklat. Dari panitia dan semua strukturnya merangkap, sekaligus Kadis, sekaligus Sekdis, sekaligus Kasi, sekaligus Kabid.” Ungkap Fathurrahman.
Menurut Fathurrahman, harusnya pemerintah memberikan pekerjaan itu kepada para pemuda yang saat ini banyak yang menganggur. Sejumlah event berskala nasional, pemuda seakan dianak tirikan dan tidak mendapatkan tempat.
“ Pemuda di Lombok Tengah ini hanya diperuntukkan untuk jaga motor.itupun lahan dia komunikasi lagi dengan pemilik lahan. Fifty-fiftylah bayarannya itu. Hanya itu tugas pemuda hari ini.” Kata ketua Pemuda Muslimin NTB ini miris.
Harusnya menurut Politisi Demokrat imi, Pemda melibatkan pemuda dalam berbagai aktivitas event di Loteng sehingga pemuda ini mempunyai kegiatan dan penghasilan, tidak hanya diembat oleh oknum tertentu yang notabene adalah ASN.
Tak Hanya itu, dalam penganggaran pihaknya menyebutkan masih kekurangan suara memperjuang pemuda Loteng mengingat sistem perencanaan penganggaran mengacu pada RPJMD yang diajukan oleh Pemda Lombok Tengah.
“ Karena secara teknis yang melaksanakan itu tetap oleh birokrasi.” Pungkasnya.