Acara Penutupan Workshop Pengelolaan Homestay yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata RI di Desa wisata Sasak Ende Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB
Koresponden Koranmerah ( Senin, 22/10)
Kementeran Pariwisisata RI menggelar Workshop Pengelolaan Homestay bagi pengelola Homestay di desa wisata di Lombok Tengah. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, Sabtu-Senin (20-22/10/2018) di desa wisata sasak Ende Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Kegiatan Workshop Pengelolaan Homestay ini adalah bagian dari Program pendampingan Desa Wisata yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata RI. Untuk kesempatan kali ini diikuti oleh 25 Kelompok Sadar Wisata yang mengelola Homestay di Lombok Tengah. Para peserta ini diberikan sejumlah materi oleh dua praktisi wisata desa yakni Fernandus Emundus KR dan Kuswoyo.
Selama 3 hari pelaksaan kegiatan ini, para peserta diberikan 6 mata materi utama yakni pengenalan Homestay, Gambaran Umum Pengelolaan Homestay, Lokakarya Pelatihan, Program Lokakarya Pelatihan, Prosedur Pelatihan dan Prosedur Pelatihan ( Coaching). Selain itu, para peserta juga langsung diajak melihat kondisi Homestay yang ada di Desa Sasak Ende sebagai wahana study kasus dengan harapan peserta mendapat gambaran langsung secara detail, apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan dari kondisi homestay yang sudah ada untuk dilakukan evaluasi dan pembenahan.
Para peserta sangat antusias mengikuti setiap materi yang diberikan oleh 2 pemateri, bahkan mereka sangat aktif menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan homestay. Mulai dari teknis manajemen, teknis pelayanan, teknis administrasi, teknis dekorasi, teknis kebersihan dan kesehatan, dan teknis penyajian menu makanan. Dengan materi yang diberikan tersebut para peserta mengaku optimis dapat meningkatkan kualitas manajemen homestay yang mereka kelola.
“ Kami sangat termotivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami kepada para wisatawan. Ilmu ini sangat bermamfaat bagi pengembangan desa wisata kami secara umum.” Ujar Lale Yasmin, salah satu peserta asal Sengkol.
Yasmin berharap ke depannya, para pengelola homestay dan Pokdarwis di Lombok Tengah dapat diberikan materi lanjutan berupa teknis pengelolaan Kuliner Lokal sehingga dapat dikreasikan menjadi menu menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata. Karena sejauh ini, banyak kuliner lokal yang masih belum banyak diangkat menjadi menu suguhan para wisatawan.
“ Harapan kami ke depan, kami diberikan materi tentang cara meramu kuliner lokal bagi wisatawan yang mengunjungi desa wisata.” Pintanya.
Sementara itu, mewakili Kementerian Pariwisata RI, Wardikin berharap materi yang sudah diberikan selama 3 hari ini dapat diterapkan oleh pengelola homestay sehingga memberikan mamfaat untuk meningkatkan kapasitas pengelola homestay dalam menata manajemen homestay dan meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
“ Kami berharap materi yang sudah diberikan dapat menjadi bahan evaluasi bagi para pengelola homestay untuk lebih baik lagi ke depannya. sehingga kegiatan workshop ini dapat memberikan mamfaat bagi pengembangan wisata desa.” Ucap Wardikin dalam sesui penutupan kegiatan ini.
Wardikin juga menjelaskan tahun 2019 nanti, besar harapan Kemenpar RI akan melakukan kegiatan yang sama dalam rangka pendampingan wisata desa di Lombok Tengah. Tahun depan menurut wardikin, jika memungkinkan dengan anggaran yang ada, tidak hanya pemilik homestay yang akan diberikan pendampingan peningkatan kapasitas tapi juga petugas front office dan housekeeping juga diharapkan ikut dalam kegiatan workshop.
“ Mudahan dalam waktu dekat ini, Lombok juga cepat pulih dan aman.” Pungkasnya.
Acara ini ditutup oleh kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, BHL. Putrie. Ia berharap workshop ini dapat meningkatkan kapasitas pengelola wisata desa di Lombok Tengah. Dimana Lombok Tengah memproyeksikan ada 42 Desa Wisata yang bisa maju dan berkembang di Lombok Tengah.
“ Kami berterima kasih kepada Kemenpar RI yang sudah mengadakan worskhop ini di Lombok Tengah. Kita berharap tahun depan dapat diberikan kembali, karena kami sangat membutuhkan dalam rangka percepatan pengembangan wisata desa.” Tutupnya.