Kepolisian menetapkan Bagus Bawana Putra sebagai tersangka pembuat konten (creator) dan pendengung (buzzer) berita bohong tujuh kontainer surat suara Pilpres tercoblos kiriman dari China di Pelabuhan Tanjung Priok. Peran Bagus terungkap dari hasil penyelidikan laboratorium digital yang dilakukan tim kepolisian.
“Jadi kesimpulannya, kesamaan suara (dalam rekaman) yang beredar adalah 99 persen. Jadi sangat kuat bahwa voice berasal dari tersangka BBP,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (9/1). seperti diberitakan kantor berita politik Rmol.co.
Hasil penyelidikan menunjukkan Bagus awalnya menyebarkan informasi surat suara tercoblos di akun twitter miliknya, @bagnatara1, pada Selasa 1 Januari 2019. Dia menulis “Ada info, katanya di Tanjung Priuk ditemukan 7 kontainer, berisi kertas suara, yg sudah tercoblos gbr salah satu paslon..sy tdk tahu, ini hoax atau tdk, mari kita cek sama2 ke Tanjung priok sekarang”. Postingan Bagus pada pukul 11.35 WIB itu dimention ke empat akun lainnya yakni Andi Arief, Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Mustofa Nahrawardaya.
Sehari kemudian beredar rekaman suara Bagus di beberapa platform, di antaranya melalui Whatsapp Group dan media sosial. Rekaman audio yang juga menginformasikan adanya suara tercoblos di Tanjung Priok dibuat Bagus untuk meyakinkan seolah-olah ada tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 1.
Rekaman dibagikan Bagus pertama kali ke grup Whatsapp Prabowiseso (Pejuang Prabowo Wisesa). Rekaman juga dikirim dengan personal chat kepada seorang perempuan berinsial TT dengan maksud untuk disebarluaskan ke khalayak umum di sosial media.
Bagus dalam rekaman itu mengatakan:
“Ini sekarang ada tujuh kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Dibuka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari Cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya”.
Bagus yang disebu-sebut memimpin relawan Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Presiden dibekuk polisi di Kampung Dukuh, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin 7 Januari 2019.
“Para pihak yang terlibat secara aktif dalam penyebaran berita hoax ini akan dikejar,” demikian kata Dedi.[dem/rmol.co]